Minggu, 20 Maret 2011

ENDLESS


Hari ini di gereja dilakukan pemberkatan pernikahan kudus tetanggaku. Mereka saling berjanji untuk tetap bersama selamanya, dalam suka atau pun duka, dalam keadaan sakit ataupun sehat, dalam kelimpahan ataupun kekurangan dan hanya kematian yang bisa memisahkan mereka.
Janji yang indah, bukan?? Janji yang mudah untuk dihafal, diucapkan dan diumumkan hari ini. Tapi bagaimana dengan hari esok?
Saya berharap mereka bisa menepati janji atau komitmen itu sampai selamanya. Amin…

Apa itu komitmen?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu.

Perasaan cinta membuat orang membuat komitmen dengan orang lain. Jika dua orang merasa saling mencintai, mereka memutuskan untuk memeteraikan perasaan cinta itu dengan sebuah janji or komitmen.

Mengapa perlu Komitmen??
DAVID W. F. WONG dalam bukunya “perjalanan cinta yang teruji” mengatakan bahwa perasaan itu bisa datang dan pergi. Suatu hari kamu dapat merasa sangat mencintai seseorang sehingga kamu rela mati untuknya. Hari yang lain kamu bisa bertanya-tanya apakah ia memang demikian berharga.
Suatu hari kamu bisa sangat berapi-api dalam mencintainya dan pada hari lain rasanya kamu muak dan merasa bosan terhadap satu sama lain.
Itulah sifat alamiah dari apa yang disebut PERASAAN. Perasaan dapat berubah. Itulah sebabnya butuh sesuatu yang  tidak berubah untuk mengokohkan yang dapat berubah itu.
Kita membuat perjanjian dan persetujuan untuk melakukan sesuatu, sehingga saat perasaan kita tinggal tetap atau pergi, kita akan tetap melakukan apa yang pernah kita janjikan untuk dilakukan.
Allah memberi kasih dan janji tersebut, jugalah yang akan mengawetkan kasih karena kasih mengarahkan kita untuk membuat komitmen. Komitmen yang sekali dibuat akan melindungi kasih tersebut.
Karena itu bukan lagi perasaan yang menentukan komitmen tetapi justru komitmenlah yang mengarahkan perasaan. Saat kita saling menghormati komitmen yang kita buat terhadap satu sama lain, dapat dipastikan kita sedang berjalan menuju tujuan kita.

Bukan suatu kebetulan juga bahan renungan saat teduh hari ini adalah tentang Komitmen vs Alasan.
Komitmen tidak mengenal alasan. Komitmen adalah tetap melakukan sesuatu meskipun hal itu sulit. Komitmen adalah membayar harganya, bukan sekedar mencari yang mudah. Komitmen adalah bertanggungjawab dan bukannya melarikan diri ketika sesuatu nampaknya sukar. Jangan cepat berkomitmen bila kita belum menyadari mahalnya menghidupi komitmen. Dan jangan mencari alasan bila kita sudah berkomitmen.
Komitmen yang kita buat bukan hanya soal jodoh atau soal pernikahan tapi hal lainnya misalnya dalam sebuah persahabatan. Kita sudah pernah berjanji untuk menjadi sahabat selamanya, mengasihi selamanya.
Jarak, kesibukan dan masalah pribadi mungkin akan menggoyahkan komitmen itu tapi kita tak akan pernah meninggalkan sahabat untuk alasan itu. Kita tidak akan pernah berhenti mengasihi sahabat kita dan tidak akan menukar komitmen dan persahabatan dengan alasan apapun. Kita akan tetap bersama dan selamanya akan demikian.

Ujian akan selalu datang atas setiap komitmen yang kita buat. Ketika kita merasa bahwa kita telah meninggalkan komitmen kita ingatlah bahwa kita bukanlah pecundang yang mengingkari komitmen kita sendiri. Kita adalah pemenang atas setiap ujian itu dan akan tersenyum ketika mendapati kita tetap memiliki sahabat-sahabat kita dan mereka pun bersama-sama dengan kita.

Belajar setia terhadap komitmen sekecil apapun karena dengan cara itulah kita belajar untuk dewasa dan bertanggungjawab atas hidup ini.

Tuhan dan aku mengasihimu, sahabat2ku….
Kita untuk selamanya!!!

2 komentar: